Kontributor: Cindy Marsitaully
Sosial media dan internet adalah wadah bagi perputaran informasi yang sangat cepat. Beberapa waktu lalu ada salah satu topik yang cukup menarik di Twitter yakni Museum Date. Museum date berarti kencan di museum dan pelaku museum date adalah pasangan. Meskipun demikian, tidak sedikit pula warganet beropini bahwa museum date juga dapat dilakukan bersama teman ataupun keluarga.
Topik museum date ini ternyata tidak hanya dibicarakan di Twitter, tetapi juga di banyak sosial media. Beberapa di antaranya adalah Instagram, Youtube, dan Tiktok. Beberapa saat saya mencoba menelusuri mesin pencari, kebanyakan artikel membahas tentang rekomendasi tempat untuk kencan di museum. Topik lain yang juga banyak dibahas adalah tentang alasan dan tujuan museum date, tips dan trik museum date, berbagi inspirasi gaya pakaian hingga feedback agar museum terus dapat memberikan pelayanan lebih baik kepada pengunjung-pengunjungnya.
Artikel ini mencoba membahas dari sudut pandang lain. Museum date dan hubungannya dengan etika mengunjungi museum serta mengapresiasi museum. Saya mencoba melakukan survei melalui akun Instagram Museum Kebangkitan Nasional dengan beberapa pertanyaan seperti minat warga terhadap fenomena museum date, faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam museum date serta saran dan masukan bagi museum.
Selama dua minggu, kuesioner ini berhasil mengumpulkan 163 responden dengan karakteristik yang tertera pada infografik di bawah. Responden yang mengisi sebagian besar adalah pengikut akun instagram Museum Kebangkitan Nasional. Fakta ini tentu akan mempengaruhi hasil survei.
Museum date adalah salah satu kegiatan yang cukup diminati oleh anak-anak muda. Terlihat bahwa responden yang mengisi kuesioner sebagian besar berada di usia produktif. Mereka dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif yakni belajar bersama, khususnya dengan pasangan.
Museum Kebangkitan Nasional sebagai museum sejarah ternyata masih memiliki potensi untuk mendatangkan masyarakat. Oleh karena itu, museum perlu terus berbenah diri agar dapat mengedukasi lebih banyak masyarakat. Pada pertanyaan tentang faktor-faktor penentu lokasi museum date menunjukkan bahwa kebersihan dan kenyamanan adalah faktor utama yang perlu diperhatikan, diikuti oleh konteks dan koleksi museum, serta fasilitas yang dimiliki museum.

Apresiasi terhadap Museum
Pada satu waktu, saya menemukan salah satu tanggapan warganet mengenai museum date di Tiktok. Seorang remaja yang mempertanyakan tentang kegiatan yang mungkin dilakukan ketika museum date dan bagaimana cara menikmatinya. Hal ini wajar ditanyakan dan dapat menjadi bahan untuk diskusi yang lebih panjang.
Secara umum, ada dua hal yang harus diperhatikan ketika mengunjungi museum. Pertama, ikuti seluruh aturan yang diterapkan. Kedua, mencoba memahami konteks dan pengetahuan yang hendak dibagikan melalui koleksi yang dipamerkan di museum. Pada museum seni misalnya, cara terbaik untuk memahami sebuah karya adalah dengan membaca informasi yang disediakan oleh kurator. Biasanya informasi tersebut akan diberikan melalui teks yang tertera pada layar atau ditempel di dinding. Dengan begitu, kita akan tahu apa arti dan bagaimana karya itu dibuat sehingga kita dapat menghargai sebuah karya seni yang disimpan museum.
Selain hal-hal di atas, untuk mengapresiasi museum, kita juga perlu memahami konteks yang dipresentasikan oleh koleksi-koleksi museum. Kita dapat mencari tahu lebih jauh tentang latar belakang museum dan cerita yang berkaitan dengan museum. Hal ini juga dapat membuat aktivitas museum date jadi lebih menyenangkan karena kita dapat berinteraksi dan saling berbagi informasi dengan pasangan.
Etika Mengunjungi Museum
Ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan ketika berkunjung ke museum. Setiap museum memiliki peraturannya masing-masing, tergantung pada koleksi yang dipamerkan. Secara umum, berikut ini adalah beberapa peraturan yang harus kamu pahami ketika mengunjungi museum.

- Hindari menyentuh koleksi museum
Koleksi museum adalah pesona dari museum itu sendiri. Oleh karena itu, sangat penting untuk merawat koleksi museum. Perawatan koleksi museum tidak hanya menjadi tugas tanggung jawab para pegawai museum, tetapi juga masyarakat yang mengapresiasi museum. Kita perlu menyadari bahwa masyarakat perlu mendukung upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian koleksi museum. Sesuai PP Nomor 66 Tahun 2015 Pasal 41 tentang Museum, yang menyatakan bahwa setiap orang dapat memanfaatkan museum untuk berbagai tujuan dan pemanfaatan koleksi harus tetap mengutamakan pelestarian
Koleksi museum terbuat dari bahan yang berbeda dan memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda. Masyarakat belum tentu memahami tentang hal ini. Oleh karena itu, apresiasi terhadap koleksi museum cukup dilakukan dengan mengamati dan membaca deskripsi koleksi atau mendengar penjelasan yang disampaikan oleh pemandu museum. Dengan menghindari menyentuh koleksi museum, kita dapat menghindari resiko kerusakan pada koleksi museum. Namun, aturan ini tentu tidak berlaku pada koleksi museum yang memang diperbolehkan untuk disentuh.

- Hindari melewati pembatas koleksi atau bersandar pada koleksi museum
Hal ini perlu dilakukan untuk tujuan yang serupa dengan poin sebelumnya. Untuk menjaga kelestarian koleksi museum, kita perlu mengikuti pembatasan akses koleksi museum dan tidak bersandar pada koleksi museum. Cukup amati koleksi museum dari jarak yang sudah ditentukan oleh museum. Apabila museum tidak memberikan arahan tentang jarak aman, kita dapat memperkirakan sendiri jarak aman terhadap koleksi museum.
- Dokumentasi foto sewajarnya dan mematikan fitur lampu kilat pada kamera
Sesuai dengan tujuan pelestarian koleksi museum, kita juga perlu memperhatikan satu hal ini. Ada beberapa museum yang secara tegas menyatakan peraturan tentang dokumentasi di area museum. Misalnya, ada beberapa museum yang melarang penggunaan kamera profesional untuk dokumentasi. Bahkan di beberapa tempat seperti Kapel Sistina dan Museum Van Gogh, pengunjung tidak diizinkan mengambil foto sama sekali.
Dikutip dari The Conversation, Martin H. Evans dari the University of Cambridge melakukan peninjauan tentang bahaya yang dihasilkan oleh lampu kilat kamera. Beliau menyatakan bahwa “Penggunaan lampu kilat elektronik oleh publik menimbulkan bahaya yang tidak berarti bagi sebagian besar koleksi yang dipamerkan museum.” Meski demikian, terdapat lima alasan mengapa ada larangan pendokumentasian koleksi museum.
Pertama, lampu kilat kamera, yang memancarkan cahaya intens, dipercaya merusak lukisan dan lapisan benda halus. Menghilangkan kilatan, bahkan yang tidak disengaja, dapat mempertahankan bentuk asli dari lukisan. Hal ini juga membantu mengurangi resiko biaya restorasi yang mahal.
Kedua, larangan pendokumentasian koleksi museum dapat meningkatkan kenyamanan berkunjung. Pengunjung yang menyukai museum kemungkinan besar akan datang kembali, bergabung sebagai anggota, bahkan merekomendasikan museum kepada orang-orang sekitarnya. Sulit untuk menikmati koleksi museum, ketika ada orang-orang berkerumun di depan koleksi, mengambil gambar, bahkan berpose untuk swafoto menggunakan tongkat, yang kadang-kadang mengenai koleksi dan mengganggu pengunjung lainnya.
Kamu pasti pernah mengalami situasi serupa. Ketika kamu ingin mengabadikan memori ketika berkunjung ke museum dengan pasangan (atau orang-orang terdekat lainnya), namun kamu harus antri terlalu panjang dan kamu menjadi tidak nyaman. Larangan ini juga dapat meminimalisir kemungkinan ketidaknyamanan tersebut.
Alasan ketiga berkaitan dengan alasan ekonomi. Dengan melarang pendokumentasian koleksi, pengunjung ‘dipaksa’ untuk datang ke museum agar dapat melihat sendiri koleksi yang dipamerkan. Hanya orang atau instansi tertentu yang memegang izin dari museum yang dapat mengakses foto koleksi berkualitas tinggi.
Keempat berkaitan dengan keamanan koleksi museum. Pelarangan dokumentasi dapat meminimalisir kemungkinan pencurian koleksi museum. Dokumentasi yang terlalu masif dan mudah diakses oleh semua orang dapat memunculkan efek samping dimana oknum yang memiliki kepentingan yang buruk dapat mempelajari kelemahan sistem keamanan museum.
Alasan kelima adalah mengambil foto sering melanggar perlindungan hak cipta. Hak cipta dirancang untuk melindungi penulis, komposer, dan seniman. Ketika diberlakukan, ini memastikan pencipta dibayar kapan pun seseorang ingin “mereproduksi karya dalam bentuk salinan.” Alasan ini lebih relevan dikaitkan dengan karya-karya seni modern yang biasanya dilindungi dengan hak cipta.
- Menjaga ketenangan dan tidak berlarian di dalam museum
Selain menjaga kelestarian museum, hal ini juga penting dilakukan untuk alasan kenyamanan. Bayangkan kamu berada di situasi ketika kamu sedang ingin menikmati koleksi museum, namun kamu terganggu oleh suara orang berlarian. Hal ini pasti akan menimbulkan ketidaknyamanan.
Selain berlarian, kita juga perlu memperhatikan volume suara ketika sedang berbicara di dalam area museum. Ketika sedang berdiskusi dengan pasangan museum date kamu, pastikan kamu juga mempertimbangkan kenyamanan pengunjung yang lain. Kamu tentu tidak mau ditegur oleh penjaga atau pemandu museum karena suaramu mengganggu ketenangan dan kenyamanan pengunjung lain bukan?
- Tidak makan dan minum di dalam museum
Menurut hasil survei Museum Kebangkitan Nasional, salah satu faktor utama pengunjung dalam memilih lokasi museum date adalah kebersihan dan kenyamanan. Oleh karena itu, makan dan minum di dalam area ruang pamer museum tidak diperbolehkan. Selain itu, museum juga berupaya menyediakan tempat sampah yang banyak agar pengunjung dapat membuang sampah pada tempatnya dan kebersihan museum dapat terus terjaga.
Fasilitas Museum Kebangkitan Nasional
Museum Kebangkitan Nasional dapat menjadi opsi bagi kamu yang tertarik untuk museum date. Hasil survei menunjukkan bahwa fasilitas adalah faktor penentu lokasi museum date. Fasilitas yang dimiliki selain ruang pamer adalah Kantin, Ruang Audio Visual dan Ruang Aula. Fasilitas ini disediakan dalam upaya untuk memberikan wadah bagi masyarakat untuk berbagai tujuan mulai dari pendidikan, sosial-budaya maupun ekonomi.

Sumber: Dokumentasi Kontributor
Kantin kecil ini berada di bagian belakang Gedung Museum. Seperti kantin pada umumnya, di ruang ini kamu bisa beristirahat sebentar setelah lelah berkeliling museum. Kantin museum menyediakan makanan ringan dan minuman ringan. Ruang ini juga bisa menjadi tempat kamu berdiskusi bersama pasangan, tentang berbagai hal yang kamu dapat setelah berkeliling di museum.

Sumber: Dokumentasi Kontributor
Ruang Audio Visual berada di sebelah kiri jika kamu masuk ke museum dari gerbang utama. Ruang ini biasanya difungsikan untuk pengunjung menonton bersama video pendek tentang profil Museum Kebangkitan Nasional. Ruang Audio Visual juga biasa dipakai untuk berbagai kegiatan seperti diskusi dan workshop. Ruang ini didesain sedemikian rupa agar menyerupai bioskop sehingga pengalaman menonton menjadi lebih nyaman.

Sumber: Dokumentasi Kontributor
Ruang yang berlokasi di bagian tengah bangunan museum ini adalah ruang yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan. Diskusi, seminar, workshop atau bahkan lomba dapat diadakan di ruang ini. Tidak hanya kegiatan dari internal museum, beberapa komunitas atau kelompok masyarakat juga dapat memanfaatkan ruang ini sebagai ruang publik. Masyarakat dapat mengajukan izin ke museum untuk memanfaatkan Ruang Aula ini.
Sumber:
Kusumo, Tyassanti. “Geliat Romantika Dalam Kunjungan Museum.” lampau.in, July 1, 2022. https://lampau.in/2022/07/01/museum-date/.
National Museum of Singapore. How to Be a Pro Museum-Goer (Museum Etiquette). YouTube, 2018. https://youtu.be/hm7WvELTZjo.
The Art Assignment. How to Visit an Art Museum | The Art Assignment | PBS Digital Studios. YouTube, 2014. https://youtu.be/drrBd1bCiW0.
Zagorsky, Jay L. “Why Is Taking Photographs Banned in Many Museums and Historic Places?” The Conversation, July 12, 2022. https://theconversation.com/why-is-taking-photographs-banned-in-many-museums-and-historic-places-66356.