Kamis (29/7) Museum Kebangkitan Nasional kembali menggelar diskusi daring. Diskusi kali ini mengangkat tema “Pergerakan Nasional dalam Arus Dialog Kebudayaan”. Dengan mengundang dua narasumber yang merupakan pemerhati sejarah kongres kebudayaan dan polemik kebudayaan, diskusi ini dihadiri oleh 150 peserta di media Zoom dan Youtube saat berlangsungnya kegiatan. Diskusi ini dimoderatori oleh Bapak Sanin Basir yang merupakan Guru SMA Labschool Cibubur.

Narasumber pertama adalah Bapak Nunus Supardi. Dalam paparan materinya, beliau menjelaskan mengenai garis besar hubungan Boedi Oetomo dengan Kongres Kebudayaan Jawa pada 5-7 Juli 1918. Bagaimana Boedi Oetomo menjadi bibit pergerakan yang melahirkan kesadaran kebangsaan dan kesadaran budaya bangsa. Kesadaran baru mempunyai arti penting dan utama dalam menggerakkan roda pergerakan. Selanjutnya, Bapak Nunus juga memaparkan mengenai para pemakalah beserta gagasannya di Kongres Kebudayaan I, seperti Satiman Wirjosandjojo, Soetatmo Soerjokoesoemo, Tjipto Mangoenkoesoemo, Radjiman Wedyodiningrat, RA. Karlinah, Dirk van Hinlopen Laberton, A. Muhlenveld, J. Rottier, dan Z. Stokvis.

Narasumber kedua, Bapak Abuhasan Asy’ari mengambil tema pokok bahasan polemik kebudayaan dan kaitannya dengan milenial. Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan tentang apa itu polemik kebudayaan, siapa yang bersilangan dalam polemik tersebut, pentingnya polemik kebudayaan, pengaruh polemik kebudayaan serta relevansinya dengan generasi milenial saat ini.

Antusiasme peserta diskusi begitu luar biasa, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang muncul di kolom obrolan aplikasi Zoom dan kanal YouTube Museum Kebangkitan Nasional. Diharapkan dengan adanya diskusi ini, dapat menambah pengetahuan baru mengenai peranan kebudayaan yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia.

Diskusi Daring “Pergerakan Nasional dalam Arus Dialog Kebudayaan” dapat ditonton kembali disini

Materi diskusi dapat diunduh disini

Kategori: Kegiatan