Sejarah mencatat pada abad ke-19 Hindia Belanda dilanda dilanda wabah mematikan seperti Pes, Malaria, Cacar, Kolera, Disentri dan Tifus. Situasi darurat pandemi yang menelan tak terhitung korban jiwa ini memantik pemerintah Kolonial Belanda untuk mendirikan Dokter Djawa School yang kemudian menjadi cikal bakal sekolah kedokteran di Indonesia.

Berikut ini, Muskitnas melakukan rekonstruksi rangkuman sejarah Pendidikan kedokteran di Indonesia dari tercetusnya sekolah Dokter Jawa sampai berdirinya fakultas – fakultas Kedokteran di Indonesia.

Pandemi di awal abad ke-19 menjadi titik awal tercetusnya sekolah kedokteran untuk anak – anak pribumi. Awal mula dirintisnya sekolah dokter untuk pribumi mengalami pasang surut karena sangat kurangnya peminat meskipun pemerintah telah menjanjikan berbagai fasilitas. Lulusan – lulusan era awal sekolah dokter dinilai menjadi “produk gagal” karena dianggap kurang cakap dalam keterampilan dan kurang pengetahuan. Hingga suatu saat, perkembangan dari Sekolah Dokter Jawa hingga STOVIA sampai pada taraf dimana lulusannya dapat disejajarkan dengan lulusan sekolah dokter Eropa. Bersamaan dengan itulah, lahir kaum intelektual pribumi. Diantara nama – nama seperti dr Wahidin Soedirohoesodo, dr Tjiptomangoenkoesoemo, dan dr Soetomo merupakan tokoh – tokoh intelektual generasi pertama yang tercatat pernah menimba ilmu di sekolah dokter. Intelektualitas mereka mendorong lahirnya pemikiran untuk memerdekaan bangsa yang selama ini tertindas oleh penjajahan.

Sumber :

Radiopoetro. 1976. “Sejarah Pendidikan Dokter di Indonesia”. Berkala Ilmu Kedokteran (Journal of the Medical Sciences) Jilid VIII Desember 1976 Nomor 4. Dhita, Aulia Novemy. 2020. “Studi Historis Sekolah Kedokteran di Indonesia Abad XIX”. Jurnal Agastya Vol 10 No 2 Juli 2020. Hal. 180 – 196. https://fk.unair.ac.id/sejarah-pendidikan-kedokteran-di-surabaya/ (diakses 3 April 2021) https://fk.ugm.ac.id/about/sejarah-fkugm/ (diakses 3 April 2021) https://fk.ui.ac.id/sejarah.html (diakses 3 April 2021)

Kontributor : Yusti Muslimawati

Kategori: Artikel

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder